Selasa, 27 Desember 2011

Tokoh Pemimpin Militeristik

Kaisar Hirohito 

Ia adalah kaisar yang dicintai rakyat ini dikenal juga sebagai manusia “setengah” dewa. Atau dewa yang turun ke bumi. Namun tidak urung ada yang sangat tidak menyukainya. Sebuah koran kuning di Inggris The Sun dan The Star dalam salah satu tulisannya secara terang-terangan menyatakan dendam kepada Sang Kaisar. Dan koran itu menganggap kesalahan terbesar yang dilakukan Kaisar Hirohito adalah tidak mencegah militerisme Jepang dalam Perang Dunia II. Padahal ia bisa melakukan hal itu hanya dengan satu lambaian tangan. “Bukankan ia bagaikan Tuhan di mata rakyatnya?” tanya The Sun. Sedang The Star menyamakan Hirohito dengan Adolf Hitler. Militerisme Jepang yang kemudian berambisi menggelar jajahan memang sangat menyakitkan rakyat di banyak negara Asia. Rakyat Indonesia termasuk korban yang cukup parah dalam ambis Jepang tersebut. Banyak kalangan kemudian berpendapat, Kaisar Hirohito harus ikut bertanggung jawab atas semua ironi itu. Namun orang juga mengakui bahwa Hirohito telah melakukan hal yang terpuji pada saat Jepang berada di ambang kekalahan, menjelang akhir Perang Dunia II. Barangkali jika Kaisar diam saja, Jepang dan rakyatnya akan hancur. Saat itu pertengahan tahun 1945. Kabinet Jepang dan para petinggi militer bersikeras untuk tidak menyerah, walau sudah berkali-kali mendapat ultimatum Amerika Serikat dan sekutunya. Mereka tetap bersikukuh untuk melanjutkan perang sampai titik darah penghabisan.
Presiden AS Truman dan PM Inggris Churchill terus mengeluarkan ultimatum agar Jepang menyerah. Namun PM Jepang Suzuki menolak. Tentu saja Amerika marah dan kemudian “menghukum” Jepang dengan menjatuhkan bom atom di Hiroshima, 6 Agustus 1945. Seluruh kota menjadi luluh-lantak. Tiga hari kemudian bom dijatuhkan di Nagasaki yang membuat kota itu berantakan. Pada 9 Agustus itu juga Kabinet Jepang bersidang untuk mengambil sikap berkaitan dengan pemboman tersebut. Hasilnya tidak ada kata menyerah dan Jepang tetap akan melanjutkan perang.
Kaisar Hirohito melihat jika kabinet tetap bersikeras tidak mau menyerah, seluruh Jepang akan hancur akibat perang. Sang Kaisar melihat betapa menderitanya rakyat Jepang. Dan mereka akan lebih menderita lagi jika Jepang tetap melanjutkan perang pada saat kekalahan sudah di ambang pintu. Kaisar kemudian mengambil oper persoalan yang dihadapi Jepang. Hirohito yang sesungguhnya tidak mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan penting tanpa persetujuan Kabinet, nekad mengumumkan penghentian perang. Kalau ingin rakyat selamat, maka perang harus dihentikan. Itu kata hati Kaisar. Secara dramatis ternyata keputusan Kaisar itu dipatuhi para prajurit dan rakyat. Pada waktu itu mayoritas rakyat Jepang sesungguhnya sudah jijik terhadap perang yang dilakukan oleh tentara mereka. Banyak prajurit kemudian mengambil jalan lain, melakukan harakiri demi kehormatan pribadi, negara, dan raja. Dengan sekuat tenaga Kaisar berusaha menghentikan gelombang bunuh diri itu. Rakyat melihat apa yang dilakukan Kaisar merupakan sikap dan tindakan mulia.
Banyak sejarawan berpendapat sesungguhnya Hirohito tidak menyukai perang. Hanya saya Kaisar tidak mempunyai kekuasaan atas militer. Maka terjadilah petualangan bala tentara Jepang yang kemudian berakhir dengan tragis itu. Ketika para pemimpin militer menghadap pada 1941, untuk memutuskan apakah Jepang ikut terjun atau tidak di kancah perang, Kaisar tidak memberikan jawaban secara jelas. Pada masa itu ia sudah menyerahkan urusan politik negara kepada para pembantu dekatnya. Sedang ia sendiri lebih suka berperan sebagai pemimpin tertinggi agama Shinto, Arahitogami. Para pembantu dekat itulah yang membawa Jepang ke kancah perang. Namun di luar negeri ada anggapan, Kaisar sebagai orang pertama yang harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Seperti yang ditulis The Sun dart The Star, dua koran Inggris itu.
Hirohito lahir 29 April 1901 di Tokyo, tepatnya di Istana Aoyama. Ia tercatat sebagai kaisar ke-124 selama lebih dari 2 ribu tahun sejarah kekaisaran Jepang. Orangtuanya Kaisar Taisho dan Permaisuri Sadako. Usia 3 tahun ia harus dipisahkan dengan kedua orangtuanya dan diasuh oleh keluarga Suniiyoshi Kawamura. Sebagai calon kaisar. Hirohito mendapat pendidikan secara keras. Ia sekolah di Gakushuin, sekolah khusus untuk para bangsawan. Untuk menggembleng jasmani ia berlatih di Bushido. Hirohito diangkat menjadi putera mahkota tahun 1916 dan 1926 dinobatkan menjadi kaisar. Setelah Jepang kalah perang. Hirohito nyaris diadili karena dituduh telah mengobarkan perang. Tapi Panglima Tertinggi Tentara Sekutu di Jepang, Jenderal McArthur, menyelamatkannya dengan menolak usul beberapa pihak yang tergabung di klaim Sekutu agar Kaisar diadili. Kemudian lahirlah Konstitusi 1947 yang mengatakan bahwa Hirohito tidak lagi punya kekuasan atas politik di Jepang. Ia lebih sebagai simbol pemersatu Jepang. Dalam Konstitusi tersebut juga dinyatakan Kaisar sebagai lambang negara dan lambang persatuan rakyat, yang memperoleh kedudukannya dari kehendak rakyat. Fungsi Kaisar dilukiskan semata-mata lambang. Dan dengan jelas dinyatakan bahwa Kaisar “tidak akan memiliki kekuasaan yang berhubungan dengan pemerintahan”. Supaya persoalan jadi lebih jelas Konstitusi menambahkan bahwa “nasihat dan persetujuan Kabinat harus diminta untuk semua tindakan Kaisar dalam soal-soal negara, dan Kabinat harus bertanggung jawab karena hal itu.”
Jepang sebagai negara yang kalah perang memiliki rakyat yang suka berkelompok dan bekerja keras. Tidak terlalu lama setelah dihancurkan Sekutu, mereka bangkit dan beberapa tahun kemudian menjadi negara maju dan kaya. Jepang termasuk salah satu negara di dunia yang tergabung dalam G-10, yakni sepuluh negara terkaya di dunia. Jepang juga termasuk negara yang banyak membantu negara lain. Banyak orang menduga, Jepang cepat maju karena mereka tahu apa artinya penderitaan. Padahal setelah perang berakhir, rakyat Jepang benar-benar menderita. Mereka harus kuat menahan lapar dan dingin. Dalam tahun-tahun awal sesudah perang, ketika pangan amat sangat kurang dan ekonomi bisa dibilang lumpuh, rakyat yang kelaparan mencoba menanam apa saja di antara reruntuhan kota dan di mana pun tanah bisa ditanami. Mereka mencoba tetap kuat dan terus bertahan, dan ternyata mereka kuat.
Sehubungan dengan militerisme Jepang yang dahsyat, orang luar boleh saja kecewa terhadap Hirohito, namun di dalam negeri ia tetaplah manusia yang amat dicintai rakyatnya. Hal itu tampak sekali ketika Kaisar sakit pada bulan Oktober 1988. Setiap hari tidak terhitung orang dari pelosok negeri, tanpa menghiraukan cuaca dingin dan hujan lebat, datang untuk memanjatkan doa di depan Istana demi kesembuhannya. Dan hal itu juga dilakukan generasi muda Jepang yang sebelumnya dianggap sebagai golongan yang tidak mau peduli kepada Kaisar dan keluarga istana. Fenomena itu cukup mengejutkan. Kaisar Hirohito meninggal pada usia 87 tahun. Pada saat meninggalnya seluruh Jepang berduka, tidak peduli siapa mereka. Apakah mereka anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Semuanya menangisi kepergian “Sang Dewa”.

Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe Kepemimpinan Militeristik


Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah :


1.    Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
2.    Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
3.    Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
4.    Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.
5.    Tidak menghendaki saran, usul, sugesti dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
6.    Komunikasi hanya berlangsung searah.

Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI LAHIRNYA MUHAMMADIYAH

Terdapat cukup banyak penjelasan tentang faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah, kalai penjelasan-penjelasan ini diasumsikan sebagai teori, maka Djindar Tamimi berpendapat bahwa faktor-faktor subjektif dan objektif adalah mendorong berdirinya Muhammadiyah. Faktor subjektif berkenaan dengan pribadi Ahmad Dahlan sendiri. Sedangkan faktor objektif dibedakan atas dua macam, yaitu intern dan ekstern. Teori lain yang hanya mempertimbangkan aspek realitas sosial yang mendorong lahirnya Muhammadiyah yaitu hanya ada dua faktor, internal dan eksternal. Faktor internal berkenaan dengan kondisi keberagaman umat Islam di Jawa, sedangkan faktor eksternal nya adalah adanya pengaruh gerakan pembaruan Islam di Timur Tengah dan politik Islam-Belanda terhadap kaum muslimin di Indonesia.
Selain itu, terdapat teori lain yang mengatakan bahwa telaah mengenai latar belakang berdirinya Muhammadiyah berhubungan dengan masalah yang saling terkait, yaitu aspirasi Islam Ahmad Dahlan, realitas sosio-agama di Indonesia, realitas sosio-pendidikan di Indonesia dan realitas politik Islam-Belanda.
Dan selanjutnya adalah teori yang mengatakan ada tiga faktor yang mendorong berdirinya Muhammadiyah, yaitu gagasan pembaruan Islam di Timur Tengah, pertentangan internal dalam masyarakat Jawa dan yang paling penting adalah penetrasi misi Kristen di Indonesia. Faktor yang terakhir dianggap yang paling menentukan dilihat dari berbagai kebijakan politik pemerintah kolonial terhadap Islam dan proteksinya terhadap Nasrani, misalnya adalah ordonansi guru, pelanggaran-pelanggarannya terhadap kebudayaan lokal dan pembentukan freemasonry.
Berikut pembahasan yang lebih rinci tentang beberapa teori mengenai latar belakang lahirnya Muhammadiyah :
1.  Teori yang dikemukakan oleh Djindar Tamimy faktor yang mendorong berdirinya Muhammadiyah ada dua, yaitu :
a.    Faktor Subjektif
Bersifat subyek, ialah pelakunya sendiri. Dan ini merupakan faktor sentral, sedangkan faktor yang lain hanya menjadi penunjang saja. Yang dimaksudkan disini ialah, kalau mau mendirikan Muhammadiyah maka harus dimulai dari orangnya sendiri. Kalau tidak, maka Muhammadiyah bisa dibawa kemana saja.
Lahirnya Muhammadiyah tidak dapat dipisahkan dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan, tokoh kontroversial pada zamannya. Ia dilahirkan pada tahun 1868 dan wafat tahun 1923 M, dimakamkan dipemakaman Karangkajen, Yogyakarta. Hayat yang dikecap selama 55 tahun berarti meninggal dalam usia relative muda. Sudah sejak kanak-kanak beliau diberikan pelajaran dan pendidikan agama oleh orang tuanya, oleh para guru (ulama) yang ada dalam masyarakat lingkungannya. Ini menunjukkan rasa keagamaan KH Ahmad Dahlan tidak hanya berdasarkan naluri, melainkan juga melalui ilmu-ilmu yang diajarkan kepadanya.
Dikala mudanya, beliau terkenal memiliki pemikiran yang cerdas dan bebas serta memiliki akal budi yang bersih dan baik. Pendidikan agama yang diterimanya dipilih secara selektif. Tidak hanya itu, tetapi sesudah dipikirkan, dibawa dalam perenungan-perenungan dan ingin dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Disinilah yang menentukan Ahmad Dahlan sebagai subjek yang nantinya mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Namun faham dan keyakinan agamanya barulah menemukan wujud dan bentuknya yang mantap sesudah menunaikan ibadah hajinya yang kedua (1902 M) dan sempat bermukim beberapa tahun di tanah suci. Waktu itu beliau sudah mampu dan berkesempatan membaca atau mengkaji kitab-kitab yang disusun oleh alim ulama yang mempunyai aliran hendak kembali kepada Al-Quran dan As-Sunah dengan menggunakan akal yang cerdas dan bebas. Faham dan keyakinan agama yang dilengkapi dengan penghayatan dan pengalaman agamanya inilah yang mendorong kelahiran Muhammadiyah.

b.    Faktor Objektif
Faktor objektif yang dimaksud ialah keadaan dan kenyataan yang berkembang saat itu. Hal ini merupakan pendorong lebih lanjut dan permulaan yang telah ditetapkan hendak dilakukan subjek. Faktor ini dibagi menjadi dua, yaitu intern ummat Islam dan ekstern ummat Islam.
Faktor objektif intern ummat Islam ialah kenyataan bahwa ajaran agama Islam yang masuk di Indonesia ternyata sebagai akibat perkembangan Agama Islam pada umumnya sudah tdak utuh dan tidak murni lagi. Kalau ajaran sudah tidak murnni, tidak diambil dari sumbernya yang asli, sudah dicampur dengan ajaran-ajaran yang lain (sinkretisme), kemudian yang dikaji bukan Islam seutuhnya melainkan hanya bagian-bagian yang dianggap sesuai dengan kebudayaan setempat, maka ketika Islam yang seperti itu difahami dan dilaksanakan, sudah tidak bisa lagi memberikan manfaat yang dijanjikan oleh Islam terhadap pemeluknya.
Faktor objektif yang seperti itu lebih mendorong Ahmad Dahlan segera mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah untuk dijadikan sarana memperbaiki Agama dan ummat Islam Indonesia.
Selanjutnya adalah faktor objektif ekstern ummat Islam. Pemerintah Hindia-Belanda merupakan keadaan objektif ektern ummat Islam pertama yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah. Pemerintah Hindia-Belanda memegang kekuasaan yang menentukan segala-galanya. Agama Pemerintah Belanda yang resmi ialah Protestan yang dengan sendirinya tidak menghendaki Agama Islam.
Pemerintah Belanda mempunyai pendirian untuk menjaga kelangsungan kekuasaan dittanah jajahan, terutama tanah jajahan yang penduduknya mayoritas Islam. Demi kelangsungan kekuasaanya di Indonesia, pemerintah penjajah Hindia-Belanda berpendirian bahwa ajaran Agama Islam yang utuh dan murni tidak boleh hidup dan berkembang ditanah jajahan. Maka ajaran Agama Islam (yang tidak utuh dan murni lagi itulah yang dikehendaki. Ajarann Islam yang seperti itu untuk hidup terus dan berkembang lebih lanjut.
Faktor objektif diluar ummat Islam lainnya ialah dari angkatan muda yang sudah mendapat pendidikan Barat yang mengadakan gerakan-gerakan yang untuk memusuhi apa yang dimaksud gerakan Muhammadiyah. Itu semua yang mendorong KH Ahmad Dahlan memperjuangkan faham dan keyakinan agamanya dengan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah.

2.  Teori yang hanya mempertimbangkan aspek realitas sosial
a.    Faktor Internal
Yang dimaksud faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi keagamaan kaum muslimin Indonesia sendiri yang telah menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Sebelum Islam datang, terlebih dahulu Indonesia sudah bercokol Agama Hindu dan Budha yang cukup berpengaruh dalam mewarnai kerohanian penduduk Indonesia. Kehidupan keagamaan yang tampak ketika itu adalah sinkretisme, yaitu campuran antara kepercayaan tradisional yang telah menjelma menjadi adat kebiasaan yang bersifat agamis dengan bentuk mistik yang dijiwai oleh Agama Hindu dan Budha.
Kemudian Islam datang pada abad 7 atau 8 Masehi, maka sinkretisme itu bertambah dengan unsur Islam. Inilah faktor internal yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah.

b.    Faktor Eksternal
1.    Politik Islam Belanda Terhadap Kaum Muslimin di Indonesia
Politik Islam Belanda yang didasarkan pada konsep Snouck Hurgronje sangat bermusuhan pada Islam dan ummat Islam Indonesia. Adapun realisasi politik Islam Belanda antara lain dalam bentuk pembatasan-pembatasan kepada setiap aktivitas kaum muslimin, seperti dilarang mendirikan organisasi politik, disensornya semua penerbitan yang datang dari luar dan dibatasinya jamaah haji Indonesia.
2.    Pengaruh Ide dan Gerakan Pembaruan Islam di Timur Tengah
Pengaruh Makkah masuk ke Indonesia melalui orang-orang Indonesia yang menunaikan ibadah haji. Sewaktu di Makkah, mereka mempelajari Islam dengan memperdalam beberapa aspek ajaran Islam, terutama fikih. Khusus tentang hajinya Ahmad Dahlan ke tanah suci dan tinggal disana untuk studi Islam beberapa tahun, menjadikan beliau makin terbiasa dengan ide pembaruan. Pengamatan langsung terhadap daerah pusat Islam yang banyak terpengaruh oleh ide pembaruan ini, akhirnya mendorong KH Ahmad Dahlan untuk mendirikan gerakan pembaruan Islam Indonesia, yaitu Muhammadiyah.

3.  Teori yang mengatakan berdirinya Muhammadiyah berhubungan erat dengan tiga masalah pokok, yaitu :
a.    Pemikiran Islam Ahmad Dahlan
Aksi sosial Ahmad Dahlan bukan semata gerakan keagamaan dalam arti ritual, melainkan bisa disebut sebagai “revolusi kebudayaan”. Berbagai gagasan dan aksi sosial Ahmad Dahlan tidak hanya mencerminkan nalar kritisnya, melainkan juga menunjukkan kepedulian pada nasib rakyat yang kebanyakan menderita, tidak berpendidikan dan miskin.
Aktualisasi Islam tidak hanya secara pribadi, manusia diwajibkan menegakkan Islam ditengah-tengah masyarakat. Ahmad Dahlan tidak menginginkan masyarakat Islam yang seperti dahulu, ataupun masyarakat baru yang membentuk Islam baru. Jalan yang ditempuh Ahmad Dahlan adalah dengan menggembirakan ummat Islam Indonesia untuk beramal dan berbakti sesuai dengan ajaran Islam. Bidang pendidikan misalnya, Ahmad Dahlan mengadopsi sistem pendidikan Belanda karena dianggap efektif. Bahkan membuka peluang bagi wanita Islam untuk sekolah, padahal di Arab, India dan Pakistan ini menjadi masalah. Sedangkan dibidang sosial Ahmad Dahlan mendirikan panti asuhan untuk memelihara anak yatim dan anak-anak terlantar lainnya. Yang kemudian banyak berkembang Yayasan-Yayasan Yatim Piatu Muhammadiyah, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dan terbesar adalah lembaga pendidikan Muhammadiyah, baik TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang jumlahnya terbesar di Indonesia.
b.    Realitas Sosial Agama di Indonesia
Kondisi masyarakat yang masih sangat kental dengan budaya Hindu dan Budha, memunculkan kepercayaan dan praktik ibadah yang menyimpang dari Islam. Kepercayaan dan praktik ibadah tersebut dikenal dengan istilah bid’ah dan khufarat. Khufarat adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah menurut Al-Quran dan Al-Hadits, hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang mereka. Sedangkan bid’ah adalah bentuk ibadah yang dilakukan tanpa dasar pedoman yang jelas, melainkan hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang saja.
Melihat realitas sosio-agama ini mendorong Ahmad Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah. Namun, gerakan pemurniannya dalam arti pemurnian ajaran Islam dari bid’ah dan khufarat baru dilakukan pada tahun 1916. Dalam konteks sosio-agama ini, Muhammadiyah merupakan gerakan pemurnian yang menginginkan pembersihan Islam dari semua sinkretisme dan praktik ibadah yang terlebih tanpa dasar akaran Islam (takhayul, bid’ah, khufarat).
c.    Realitas Sosio-Pendidikan di Indonesia
Ahmad Dahlan mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia terpecah menjadi dua, yaitu pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan ajaran-ajaran agama dan pendidikan Barat yang sekuler. Kondisi ini menjadi jurang pemisah antara golongan yang mendapat pendidikan agama dengan golongan yang mendapatkan pendidikan sekuler. Kesenjangan ini termanifestasi dalam bentuk berbusana, berbicara, pola hidup dan berpikir. Ahmad Dahlan mengkaji secara mendalam dua sistem pendidikan yang sangat kontras ini.
Dualisme sistem pendidikan diatas membuat prihatin Ahmad Dahlan, oleh karena itu cita-cita pendidikan Ahmad Dahlan ialah melahirkan manusia yang berpandangan luas dan memiliki pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk kemajuan masyarakatnya. Cita-cita ini dilakukan dengan mendirikan lembaga pendidikan dengan kurikulum yang menggabungkan antara Imtak dan Iptek.

Selasa, 01 November 2011

Konflik Organisasi - Part 5

Konsekuensi fungsional adalah dalam hal penciptaan suatu dorongan kompetitif untuk menang dan dapat menimbulkan kesatuan dan semangat korps diantara para individu atau kelompok dalam situasi konflik. Pada sisi disfungsional, strategi menang-kalah mengabaikan bentuk-bentuk penyelesaian lain seperti kooperatif, hasil yang disetujui bersama dan saling menguntungkan, iklim kreatif, dan hubungan-hubungan kekuasaan yang cenderung muncul secara cepat.

Menang-menang. Strategi menang-menang (win-win strategy) digunakan untuk menyelesaikan konflik yang paling diinginkan dari sudut pandangan manusiawi dan organisasional. Energi dan kreatifitas lebih ditunjukkan pada pemecahan masalah-masalah dari pada "pemukulan" pihak lain. Strategi ini mengambil berbagai kebaikan aspek-aspek fungsional menang-kalah dan menghapus banyak aspek disfungsionalnya. Kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak dipenuhi dan kedua belah pihak menerima hasil-hasil yang menguntungkan bersama. Filley, House dan Kerr menyatakan bahwa "berbagai strategi keputusan menang-menang bersangkutan dengan kebijakan-kebijakan yang lebih baik, pengalaman organisasi yang menguntungkan dan tawar menawar yang lebih baik". Meskipun sulit untuk mencapai suatu penyelesaian konflik antar pribadi menang-menang, strategi ini seharusnya menjadi tujuan utama manajemen konflik.

Konflik Organisasi - Part 4

Berbagai Strategi Penyelesaian Konflik Antar Pribadi

Disamping pendekata-pendekatan penyingkapan diri dan umpan balik, ada tiga strategi dasar untuk mengurangi konflik antar pribadi yang diberi nama menurut hasil-hasilnya : kalah-kalah, menang-kalah, dan menang-menang.

Kalah-kalah. Pendekatan kalah-kalah (lose-lose approach) untuk penyelesaian konflik adalah dimana kedua belah pihak kalah. Menurut Filley, House, dan Kerr pendekatan ini dibagi menjadi beberapa bentuk. Yang pertama adalah melalui pengambilan jalan tengah yang diterima oleh pihak yang bersangkutan. Yang kedua adalah penyuapan dengan memberikan pembayaran kepada salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Pendekatan ketiga merupakan bentuk penggunaan pihak ketiga atau wasit (arbitrator). Dan yang terakhir strategi kalah muncul bila pihak-pihak yang terlibat konflik mengambil jalan aturan-aturan birokratik atau peraturan-peraturan yang berlaku untuk menyelesaikan konflik. Dengan semua pendekatan ini, kedua belah pihak dalam konflik kalah. Hal ini kadang-kadang merupakan satu-satunya cara dengan mana konflik dapat diselesaikan, tetapi pada umumnya kurang diinginkan dibanding strategi menang-kalah, atau secara khusus strategi menang-menang.

Menang-kalah. Strategi menang-kalah (win-lose strategy) adalah cara paling umum untuk memecahkan masalah konflik dalam masyarakat yang berbudaya kompetitif. Pada umumnya, dalam situasi itu salah satu pihak yang terlibat konflik bermaksud untuk menyusun berbagai kekuatannya agar menang dan pihak lain kalah. Beberapa contoh strategi menang-kalah dapat diketemukan dalam hubungan-hubungan atasan-bawahan, konfrontasi lini-staf, hubungan manajemen-serikat buruh, dan banyak situasi konflik lain yang terjadi dalam organisasi-organisasi sekarang. Strategi menang-kalah dapat mempunyai baik konsekuensi fungsional maupun disfungsional bagi organisasi.

Konflik Organisasi – Part 3

Jendela Johari hanya mengemukakan berbagai kemungkinan pola antar pribadi, tetapi tidak menggambarkan situasi-situasi konflik antar pribadi yang mungkin terjadi. Meskipun demikian jendela Johari sangat berguna untuk menganalisa situasi-situasi konflik tersebut.

Suatu cara penurunan “pribadi tersembunyi” dan peningkatan “pribadi terbuka” adalah melalui proses penyingkapan diri. Dengan menjadi lebih mempercayai orang lain dan mengutarakan informasi tentang seseorang, maka konflik potensial dapat dikurangi.

Untuk mengurangi “pribadi buta” dan pada saat yang sama meningkatkan “pribadi terbuka”, orang lain harus memberikan dan orang harus menggunakan umpan balik.

Tujuh pedoman dibawah ini dapat membantu mengurangi potensial konflik antar pribadi bagi pengadaan umpan balik :

1.    Menjadi lebih deskriptif daripada bersifat pertimbangan.

2.    Menjadi lebih spesifik daripada umum.

3.    Menangani hal-hal yang dapat diubah.

4.    Memberikan umpan balik bila diinginkan.

5.    Memperhatikan motif-motif pemberian dan penerimaan umpan balik.

6.    Memberikan umpan balik pada saat perilaku berlangsung.

7.    Memberikan umpan balik bila akurasinya dapat dicek dengan orang lain.

Senin, 31 Oktober 2011

Konflik Organisasi - Part 2

Berikut ini akan diringkas empat sel dalam Jendela Johari atas dasar apakah seseorang mengetahui tentang dirinya dan/atau orang lain :

1.    Pribadi terbuka (open self). Dalam bentuk interaksi ini orang mengenal dirinya sendiri dan orang lain. Pada umumnya ada keterbukaan, dan sedikit alasan untuk bersikap defensif.

2.    Pribadi tersembunyi (hidden self). Dalam bentuk interaksi ini orang mengenal dirinya sendiri tetapi tidak mengenal pribadi orang lain. Hasilnya adalah orang tersebut tetap bersembunyi dari orang lain karena rasa takut terhadap kemungkinan reaksi orang lain. Orang ini mungkin menjaga perasaan atau sikap yang tetap tertutup dan tidak akan terbuka terhadap orang lain.

3.    Pribadi buta (blind self). Dalam situasi ini orang mengenal pribadi orang lain tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Orang tersebut mungkin secara tidak sengaja menjengkelkan orang lain. Orang lain dapat memberikan dapat memberitahukannya tetapi mungkin takut melukai perasaannya. Seperti pada “pribadi tersembunyi”.

4.    Pribadi tak dikenal (undiscovered self). Ini secara potensial merupakan situasi yang paling eksplosif. Orang tidak mengenal baik dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan kata lain, ada banyak kesalahpengertian dan konflik antar pribadi hampir pasti akan terjadi.

Konflik Organisasi - Part 1

KONFLIK ANTAR PRIBADI

Konflik antar pribadi merupakan suatu dinamika penting perilaku organisasional. Pada bagian ini secara khusus akan dibahas tentang penganalisaan konflik yang ditimbulkan oleh dua atau lebih orang yang berinteraksi dengan orang lain. Salah satu penanganan analistis konflik antar pribadi dapat diperoleh dengan mempelajari berbagai cara berbeda yang dipergunakan seorang “pribadi” untuk berinteraksi dengan pribadi-pribadi lain.

Jendela Johari

            Suatu kerangka yaang semakin terkenal untuk menganalisa dinamika interaksi antar seorang dengan orang-orang lain adalah “Jendela Johari” (Johari Window). Dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham (sehingga bernama Johari), model ini dapat digunakan untuk menganalisa konflik antar pribadi. Dalam istilah-istilah sederhana, seorang pribadi dapat dipandang sebegai “saya” dan orang-orang lain dipandang sebagai “kamu” dalam interaksi dua orang.

Kamis, 14 April 2011

Tugas IBD (Rangkuman)

Ilmu Budaya Dasar


Bab 1

Tinjauan Tentang Ilmu Budaya Dasar

A. Pendahuluan

Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu mata kuliah yang mengajarkan nilai-nilai, kebudayaan, dan berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-sehari. Ilmu Budaya Dasar sangat diperlukan sekali pada sistem pendidikan di Indonesia, terutama pada tingkat perguruan tinggi. Tidak dapat dihindari, bahwa ruang lingkup pendidikan di Indonesia amat sempit dan lebih banyak membuat para lulusan perguruan tinggi yang tidak berpandangan luas. Mereka relatif terlalu mengesampingkan bidang-bidang yang lain. Mereka memang tidak harus ikut dalam bidang-bidang lain, karena telah mempunyai bidangnya sendiri. Namun, ini membuat mereka seakan-akan buta akan bidang yang lain.

Oleh karena itulah kegunaan mata kuliah ini sangat diharapkan. Agar dapat membuat para akademisi dapat lebih lancar dalam berkomunikasi dan memperbaiki pendidikan khususnya. Dengan kelancaran berkomunikasi pula akan memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang.

Dengan mempelajari mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai kebudayaan di Indonesia dan menimbulkan minat untuk mempelajarinya lebih lanjut. Dengan demikian mahasiswa dapat mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan cara-cara yang lebih kreatif dari sebelumnya. Selain itu sikap moral juga sangat dibutuhkan untuk melengkapi mahasiswa dengan pengalaman yang luas dan tidak bergantung kepada orang lain.

B. Ilmu Budaya Dasar sebagai bagian dari mata kuliah dasar umum

Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum (MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib disemua perguruan tinggi. Secara khusus mata kuliah dasar umum bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi yang :

  1. Berjiwa pancasila sehingga segala keputusan dan tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
  2. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya.
  3. Memiliki wawasan komprehensif dalam menyikapi permasalahan hidup.
  4. Memiliki wawasan kebudayaan yang luas tentang kehidupan bermasyarakat.
C. Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Secara singkat Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Istilah Humanities sendiri berasal dari bahasa latin Humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus.

Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Ilmu-ilmu Alamiah

Ilmu-ilmu alamiah bertujuan untuk mengetahui keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya adalah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100 % benardan 100 % salah. Yang termasuk ilmu-ilmu alamiah antara lain adalah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika, dan lain-lain.

2. Ilmu-ilmu Sosial

Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan yangt terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Karena keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk ilmu-ilmu social antara lain adalah ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dan lain-lain.

3. Pengetahuan Budaya

Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Metode ini tidak ada hubungannya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.

D. Tujuan Ilmu Budaya Dasar

Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan tentang masalah kemanusiaan dan budaya, mengusahakan agar mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dan negara ahli dalam bidang disiplin masing-masing, serta mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.

E. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar  

Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditentukan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok itu adalah :

  1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya, baik dari segi masing-masing keahlian didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.

  1. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Dalam menghadapi lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidakseragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.

Septiana Rismala
16110472 / 1KA31

Rabu, 13 April 2011

Tugas IBD (Artikel Umum 1)

Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.

Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e, seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Evolusi Ekonomi Global 
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan. Sesudah terjadi revolusi industri, dengan ditemukannya mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Menjelang peralihan abad sekarang inl, cenderung manusia menduduki tempat sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused). Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology).

Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri.

Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya.

Peran Teknologi Informasi 
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :


Bidang pendidikan(e-education)
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning”. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
Ramalan para cendekiawan sebagai berikut :
1. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
2. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin.
3. Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
4. Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time)”. Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner.
5. Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan “Computer-based Multimedia Communication (CMC) yang bersifat sinkron dan asinkron.

Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga dan kompetitif.

Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:
Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama.

Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.
Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.

Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan. Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.

Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut:
Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.

Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.

Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya.

Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning.

Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.

Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.

Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware, maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material. Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di dunia. Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.

Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia, uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan mahal. Amat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah. Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat menolong mahasiswa yang berpotensi tersebut.

Dalam Bidang Pemerintahan (e-government)
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).

Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain:
Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.

Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.

Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.

Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.

Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance). Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak penggunan lainnya. Upaya percepatan penerapan e- Government, masih menemui kendala karena saat ini belum semua daerah menyelenggarakannya. Apalagi masih ada anggapan e-Government hanya membuat web site saja sosialisasinya tidak terlaksana dengan optimal. Namun berdasarkan Inpres, pembangunan sistem informasi pemerintahan terpadu ini akan terealisasi sampai tahun 2005 mendatang. Kendati demikian yang terpenting adalah menghapus opini salah yang menganggap penerapan e-Government ini sebagai sebuah proyek, padahal merupakan sebuah sistem yang akan memadukan subsistem yang tersebar di seluruh daerah dan departemen.

Bidang Keuangan dan Perbankan
Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah memanfaatkan layanan perbankan modern.

Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas.

Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan.

Pengembangan teknologi dan infrastruktur telematika di Indonesia akan sangat membantu pengembangan industri di sektor keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan membuka cabang-cabang di daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan asuransi, broker, industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya.

Institusi perbankan dan keuangan telah dipengaruhi dengan kuat oleh pengembangan produk dalam teknologi informasi, bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa adanya teknologi informasi tersebut. Sektor ini memerlukan pengembangan produk dalam teknologi informasi untuk memberikan jasa-jasa mereka kepada pelanggan mereka.

Program pengembangan sistem informasi di Indonesia
Program pengembanan sistem informasi (program 16.6.01) dimaksudkan untuk mengembangkan sistem informasi yang diperlukan untuk meningkatkan masuknya informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia internasional, memperlancar pertukaran dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan sistem perencanaan, pengelolaan, pemantauan kegiatan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat; hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang; juga jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Diperlukan suatu kerangka teknologi informasi nasional yang akan mewujudkan masyarakat Indonesia siap menghadapi AFTA 2003 yang dapat menyediakan akses universal terhadap informasi kepada masyarakat luas secara adil dan merata, meningkatkan koordinasi dan pendayagunaan informasi secara optimal, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia, meningkatkan pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi, termasuk penerapan peraturan perundang-undangan yang mendukungnya; mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi.

Akhirnya, era perdagangan bebas Asean benar-benar berlaku yang kita kenal dengan ASEAN Free Trade Area (AFTA) resmi berlaku di tahun 2003 ini. Inilah salah satu kenyataan globalisasi perekonomian dunia yang nyata. Integrasi perekonomian nasional dengan perekonomian regional/global seperti AFTA, APEC, WTO/GATT memang tidak bisa dihindari. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kenyataan integrasi perekonomian dunia ini memang harus dihadapi.


Septiana Rismala
16110472 / 1KA31