Selasa, 01 November 2011

Konflik Organisasi - Part 5

Konsekuensi fungsional adalah dalam hal penciptaan suatu dorongan kompetitif untuk menang dan dapat menimbulkan kesatuan dan semangat korps diantara para individu atau kelompok dalam situasi konflik. Pada sisi disfungsional, strategi menang-kalah mengabaikan bentuk-bentuk penyelesaian lain seperti kooperatif, hasil yang disetujui bersama dan saling menguntungkan, iklim kreatif, dan hubungan-hubungan kekuasaan yang cenderung muncul secara cepat.

Menang-menang. Strategi menang-menang (win-win strategy) digunakan untuk menyelesaikan konflik yang paling diinginkan dari sudut pandangan manusiawi dan organisasional. Energi dan kreatifitas lebih ditunjukkan pada pemecahan masalah-masalah dari pada "pemukulan" pihak lain. Strategi ini mengambil berbagai kebaikan aspek-aspek fungsional menang-kalah dan menghapus banyak aspek disfungsionalnya. Kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak dipenuhi dan kedua belah pihak menerima hasil-hasil yang menguntungkan bersama. Filley, House dan Kerr menyatakan bahwa "berbagai strategi keputusan menang-menang bersangkutan dengan kebijakan-kebijakan yang lebih baik, pengalaman organisasi yang menguntungkan dan tawar menawar yang lebih baik". Meskipun sulit untuk mencapai suatu penyelesaian konflik antar pribadi menang-menang, strategi ini seharusnya menjadi tujuan utama manajemen konflik.

Konflik Organisasi - Part 4

Berbagai Strategi Penyelesaian Konflik Antar Pribadi

Disamping pendekata-pendekatan penyingkapan diri dan umpan balik, ada tiga strategi dasar untuk mengurangi konflik antar pribadi yang diberi nama menurut hasil-hasilnya : kalah-kalah, menang-kalah, dan menang-menang.

Kalah-kalah. Pendekatan kalah-kalah (lose-lose approach) untuk penyelesaian konflik adalah dimana kedua belah pihak kalah. Menurut Filley, House, dan Kerr pendekatan ini dibagi menjadi beberapa bentuk. Yang pertama adalah melalui pengambilan jalan tengah yang diterima oleh pihak yang bersangkutan. Yang kedua adalah penyuapan dengan memberikan pembayaran kepada salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Pendekatan ketiga merupakan bentuk penggunaan pihak ketiga atau wasit (arbitrator). Dan yang terakhir strategi kalah muncul bila pihak-pihak yang terlibat konflik mengambil jalan aturan-aturan birokratik atau peraturan-peraturan yang berlaku untuk menyelesaikan konflik. Dengan semua pendekatan ini, kedua belah pihak dalam konflik kalah. Hal ini kadang-kadang merupakan satu-satunya cara dengan mana konflik dapat diselesaikan, tetapi pada umumnya kurang diinginkan dibanding strategi menang-kalah, atau secara khusus strategi menang-menang.

Menang-kalah. Strategi menang-kalah (win-lose strategy) adalah cara paling umum untuk memecahkan masalah konflik dalam masyarakat yang berbudaya kompetitif. Pada umumnya, dalam situasi itu salah satu pihak yang terlibat konflik bermaksud untuk menyusun berbagai kekuatannya agar menang dan pihak lain kalah. Beberapa contoh strategi menang-kalah dapat diketemukan dalam hubungan-hubungan atasan-bawahan, konfrontasi lini-staf, hubungan manajemen-serikat buruh, dan banyak situasi konflik lain yang terjadi dalam organisasi-organisasi sekarang. Strategi menang-kalah dapat mempunyai baik konsekuensi fungsional maupun disfungsional bagi organisasi.

Konflik Organisasi – Part 3

Jendela Johari hanya mengemukakan berbagai kemungkinan pola antar pribadi, tetapi tidak menggambarkan situasi-situasi konflik antar pribadi yang mungkin terjadi. Meskipun demikian jendela Johari sangat berguna untuk menganalisa situasi-situasi konflik tersebut.

Suatu cara penurunan “pribadi tersembunyi” dan peningkatan “pribadi terbuka” adalah melalui proses penyingkapan diri. Dengan menjadi lebih mempercayai orang lain dan mengutarakan informasi tentang seseorang, maka konflik potensial dapat dikurangi.

Untuk mengurangi “pribadi buta” dan pada saat yang sama meningkatkan “pribadi terbuka”, orang lain harus memberikan dan orang harus menggunakan umpan balik.

Tujuh pedoman dibawah ini dapat membantu mengurangi potensial konflik antar pribadi bagi pengadaan umpan balik :

1.    Menjadi lebih deskriptif daripada bersifat pertimbangan.

2.    Menjadi lebih spesifik daripada umum.

3.    Menangani hal-hal yang dapat diubah.

4.    Memberikan umpan balik bila diinginkan.

5.    Memperhatikan motif-motif pemberian dan penerimaan umpan balik.

6.    Memberikan umpan balik pada saat perilaku berlangsung.

7.    Memberikan umpan balik bila akurasinya dapat dicek dengan orang lain.